Header Ads

Anak Siantar Buat Museum Motor Tua Satu-satunya di Sumatera


Berawal dari hobi dan kecintaannya pada sepeda motor besar, H Kusma Erizal Ginting yang saat ini memiliki koleksi hampir seratus motor tua berencana membuat museum sepeda motor tua.

Tujuannya untuk membuat museum, sehingga kota kelahirannya menjadi tujuan wisata. Tidak hanya sebagai kota transit bagi wisatawan yang ingin pergi ke Danau Toba.

"Rencanaku adalah membuat museum, ini adalah galeri. Masih ada yang tidak berani aku masuki karena tidak muat lagi. Dari Sabang ke Bakahuni di Sumatra hanya ada Siantar (museum sepeda motor tua). Lalu Siantar akan menjadi tujuan wisata, "jelasnya.

Selain kuliner dan hal-hal lain, ia menyadari bahwa kehebatan Kota Pematangsiantar ada pada becak BSA, becak bermotor yang menggunakan sepeda motor peninggalan sejarah perang. Maka dari itu ia merasa perlu menambah pemandangan bersejarah. Dengan begitu, wisatawan akan lebih melihat Kota Pematangsiantar.

Khusus untuk BSA, Rizal memiliki cukup banyak varian. Total ada 14 varian BSA, untuk Harley sendiri memiliki 3 varian. Lalu ada 3 varian Vespa, 3 varian Suzuki, 3 varian BMW dan Norton jug.

"Saya tidak mengatakan bahwa BSA adalah yang terbaik, tetapi BSA sangat kental dengan sejarah bangsa. Itulah masalahnya," kata Rizal.

Semua koleksi sepeda motor memiliki kisah sejarah. Seperti sepeda motor Bromfith yang dikenal sepeda motor Sachs yang kedatangannya ke Indonesia dibawa oleh seorang pendeta. Kemudian BMW, ada juga Harley yang digunakan oleh tuan tanah di era VOC.

"Sach ini dari zending, pendeta membawanya. Ada juga yang membawa BMW," katanya.

Koleksi lain yang dimiliki oleh Rizal yaitu, Suzuki GT 380, Yamaha RD yang merupakan motor awal sebelum Raja Cobra. Kemudian dua knalpot Honda, dalam insiden Malawi ketika Hariman Siregar menolak pemerintah orde baru bekerja sama dengan Jepang. Ada juga sport Hondat 1962 50 CC, Zhundap digunakan oleh Hitler, Vespa, dan lainnya.

Tidak hanya dari Indonesia, Rizal juga memburu sepeda motor tua ke Afrika. Di sana ia mendapat BSA Slover pada tahun 1928. Ia membeli motor Rp 200 juta. Dia juga merogoh sakunya untuk membawa pulang sepeda motor. Dia juga memiliki gelar BSA Amerika pada tahun 1938.

"Ketika saya pergi ke London, harganya sudah Rp. 700 juta di museum London. Jadi saya pikir saya harus mengambilnya dari koloni. Totalnya tidak dihitung lagi, dua di antaranya hampir Rp. 1 miliar. Saya Saya tidak pandai berhitung lagi, "jelasnya.

Selama ini, ia juga sering membeli becak BSA yang akan dijual oleh para anggotanya. itu dilakukan agar sepeda motor BSA akan tetap di Kota Siantar. "Jika Anda tidak diselamatkan, saya akan lari ke Bandung di mana-mana. Saya akan mencocokkan uang saya. Tetapi di belakang orang-orang, sekarang orang-orang berkata, sepantasnya ada becak di rumah Pak Rizal sekarang," tambahnya,

"Saya mencari sepeda motor yang sangat langka di dunia, produknya tidak lebih dari 40 unit. Luar biasa kalau bisa, itu akan menjadi merek dagang museum motor lama saya," katanya.

Tidak ada komentar