Header Ads

Temuan Hog Cholera, Terserang Indikasi Virus ASF Babi di Sumut Mati

Sumut - Dari September hingga Oktober,pihaknya telah mengambil sampel babi yang mati di beberapa kabupaten di Sumatera Utara, Kepala Balai Veteriner Medan Agustia mengatakan. Akibat, selain kematian terkena kolera babi, babi-babi tersebut juga disebut telah terserang virus demam babi Afrika (ASF) atau demam babi Afrika. Indikasi kematian babi masih terjadi. Agustia berkata, "Ketika Anda melihat, mengapa saya mengatakan indikasi, sejauh ini tidak ada sama sekali, saya katakan sejauh ini tidak ada serangan dengan ASF, tetapi jika indikasinya adalah ASF, ya. Perbedaan antara sana dan indikator . " Di kantornya di kompleks bersama Departemen Pangan dan Peternakan di Sumatera Utara, di Jalan Jendral Gatot Subroto Medan, Kamis (11/07/2019).

Untuk membuktikan bahwa virus ASF benar-benar menyerang, tes laboratorium harus dilakukan beberapa kali dan hasilnya diberikan oleh atasannya. Dalam hal ini, Direktur Jenderal Penyakit Hewan dan Kesehatan Kementerian Pertanian melaporkan hasil tes laboratorium. Agustia menjelaskan bahwa virus ASF tidak ada di Indonesia. Serangannya cepat dan sistematis. Babi yang diserang tidak terlihat sakit, tetapi mereka mungkin tiba-tiba mati. Virus ASF memasuki tubuh dan membunuh organ. Dia memberi contoh, pada hari pertama dari satu minggu serangan, bahwa babi tidak terlihat sakit tetapi mati kemudian. Ada juga satu minggu dalam serangan, babi tidak langsung mati.

Babi adalah sumber penyebaran virus. "Dan ASF ini, belum ada obat di dunia ini. Belum ada vaksin, itu yang membedakannya dari babi kolera, yang sudah memiliki vaksin." Menurutnya, masih mungkin mengkonsumsi babi yang terinfeksi virus ASF. Namun, harus dimasak pada suhu 100 ° C. "Ya, masih bisa dikonsumsi tetapi harus dimasak terlebih dahulu. Mengapa masih bisa dikonsumsi karena tidak zoonosis, tidak ditularkan ke manusia, tetapi babi ke babi, "kata Agustia. Agustia menambahkan, untuk menghindari penyebaran yang lebih luas, diperlukan perawatan di area ini yang harus mengikuti standar ASF. Pertama, masyarakat tidak membeli babi murah. Kedua, masyarakat juga harus menerapkan biosekuriti, yaitu tidak mengunjungi hewan yang sakit. Ketiga, tubuh babi tidak dibuang di sungai atau di hutan tetapi dikubur. Keempat, perlu untuk memperketat pergerakan ternak dan menjaga sanitasi yang stabil.

Kandang harus dicuci jika memungkinkan. Kepala Badan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara, Azhar Harahap, mengatakan virus kolera babi sudah mewabah di 11 kabupaten dan menewaskan 4.868 babi.

Dia juga sangat curiga bahwa tubuh babi yang mengambang di Sungai Piedra dan Danau Seumbak disebabkan oleh kolera. Namun, Azhar membantah bahwa babi mati karena demam ganas atau virus demam babi Afrika.

Contact US:  +855964936778
Whatsapp: http://bit.ly/2KMyR19
LIVE CHAT : http://bit.ly/2Td76Co

Come Join US... Di Situs POKERCIP Agen Poker Online Terbaik Dengan Tingkat Kemenangan 90%! Minimal Depo Dan Tarik Dana Rp 10.000-, menangkan JP (JackPot) puluhan juta bahkan sampai ratusan juta rupiah.

Tidak ada komentar